Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Keturunan Arab Terhadap Perilaku Anak Remaja

Modernis.co, Jakarta – Karya tulis ilmiah mengenai pengaruh keterlibatan orang tua keturunan Arab terhadap perilaku anak remaja disusun dengan dilatarbelakangi oleh pentingnya pemilihan pola asuh yang diterapkan orang tua dalam membentuk mental dari anak remaja yang masih dalam perkembangan mental. Salah satu pola asuh orang tua yaitu pola asuh otoriter banyak diterapkan oleh orang tua dengan etnis Arab.

Penyusunan karya tulis ilmiah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan pola asuh hingga dampak serta solusi yang diberikan terhadap pola asuh  kepada anak remaja oleh orang tua keturunan Arab. Hasil yang diperoleh yaitu orang tua dengan etnis Arab dominan menggunakan pola asuh otoriter dengan memberikan banyak batasan-batasan kepada anaknya, sehingga seorang anak tidak dapat melakukan kemauannya sendiri dan membuat remaja takut untuk melakukan suatu hal.

Pola asuh otoriter menyebabkan anak menjadi kurang insiatif, tidak disiplin, cenderung ragu, dan mudah gugup. Perlunya mengubah pola asuh yang arif, positif, efektif, konstruktif dan transformatif yaitu pola asuh autoritatif yang memprioritaskan kepentingan anak dengan menunjukkan dukungan dan kesenangan kepada anak. Melalui karya tulis ilmiah ini diharapkan orang tua etnis arab dapat memahami bahwa ketika usia remaja emosi anak masih belum stabil sehingga pola asuh yang digunakan yaitu pola asuh autoritatif.

Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin adolescere yang memiliki arti tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja sendiri merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional. Usia remaja dibagi kedalam tiga rentang usia yang berbeda, yakni remaja awal usia 12 sampai 15 tahun, remaja pertengahan dari usia 15 sampai 18 tahun, dan remaja akhir dimulai dari usia 18 sampai 21 tahun (Albar dan Fitri, 2021).

Pada masa remaja, psikologis individu akan mengalami perubahan yang cenderung kompleks. Perkembangan psikologi yang terjadi pada remaja terdiri atas perkembangan mental berupa emosional dan sosial, moral, serta kognitif. Perkembangan psikososial pada remaja perlu mendapatkan perhatian karena hal ini didasari oleh masalah yang sering dialami remaja yang diakibatkan hubungan sosialnya baik dilingkungan sekolah maupun di rumah. Hal ini akan  berdampak terhadap ketidakseimbangan emosi yang dimiliki oleh remaja dalam perkembangannya (Azzahra dkk, 2021).

Orang tua memiliki peran penting dalam optimalisasi suatu perkembangan seorang anak. Orang tua harus memberi rangsangan atau stimulasi dalam dalam aspek mental emosional kepada anaknya, stimulasi harus diberikan secara rutin dan berkesinambungan dengan kasih sayang, sehingga perkembangan anak akan berjalan optimal (Aditya dkk, 2023).

Salah satu hal penting dalam tumbuh kembang anak adalah pola asuh orang tua. Setiap keluarga memiliki pola asuh yang berbeda dalam mendidik seorang anak dan biasanya diturunkan oleh pola asuh yang diterima dari orang tua sebelumnya. Bentuk-bentuk dari pola asuh orang tua akan mempengaruhi pembentukan kepribadian anak setelah ia menjadi remaja hingga dewasa. Hal ini dikarenakan ciri-ciri dan unsur-unsur watak seorang individu sudah ditanamkan ke dalam jiwa seorang individu sejak masa masih kanak-kanak (Ayun, 2018).

Salah satu bentuk pola asuh orang tua yaitu pola asuh otoriter dengan menetapkan aturan atau perilaku yang dituntut untuk diikuti secara kaku. Pola asuh ini cenderung menjadikan anak menjadi kurang terbuka kepada orang tua serta penakut. Pola asuh otoriternya ini banyak diterapkan orang tua dari etnis Arab (Albar dan Fitri, 2021).

Berdasarkan hal tersebut, karya tulis ilmiah ini bertujuan mengetahui terkait pengaruh dari pola asuh orang tua terhadap mental dari anak remaja, yang terdiri atas keterlibatan orangtua dalam mempengaruhi perilaku dari anak remaja, fatkor-faktor yang berkaitan dengan pola asuh hingga dampak serta solusi yang diberikan terhadap pola asuh anak remaja oleh orangtua keturunan Arab. Adapun manfaat yang diberikannya yaitu untuk menambah wawasan dan gambaran mengenai pola asuh orang tua keturunan Arab serta dampak dan solusi dari pola asuh tersebut.

Pemahaman Mengenai Keterlibatan Orang Tua Keturunan Arab Terhadap Perilaku Anak Remaja

Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Pola diartikan sebagai  model, sistem, atau cara kerja sedangkan arti dari asuh adalah menjaga, merawat, mendidik, membimbing, membantu, melatih, dan sebagainya. Sehingga, pola asuh diartikan sebagai suatu sikap atau cara yang dilakukan orang tua dalam berhubungan atau berinteraksi dengan anak. Dalam interaksi antara orang tua dengan anak tersebut terdiri dari cara orang tua merawat, menjaga, mendidik, membimbing, melatih, membantu dan mendisiplinkan anak agar anak tumbuh dengan baik sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat (Utami dan Santoso, 2021).

Secara umum, budaya yang merupakan kepercayaan, cara hidup, seni, dan adat istiadat yang dianut dan diterima oleh orang-orang dalam masyarakat secara praktiknya digunakan dalam membesarkan anaknya. Pola asuh yang digunakan oleh orang tua sering ditentukan oleh latar belakang budaya dan pendidikan mereka sendiri. Sehingga, orang tua dalam mengasuh anak-anak remaja dilakukan dengan cara yang berbeda-beda sesuai pengaturan dan kultur budaya mereka (Indrawati dan Mutmainah, 2022).

Gaya pengasuhan orangtua pada umumnya menggunakan gaya pengasuhan Baumrind yang terdiri atas  3 jenis pola asuh, yaitu pola asuh atoriter yang bersifat membatasi, menghukum, memandang pentingnya kontrol dan kepatuhan tanpa syarat. Pola asuh autoritatif yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka, serta pola asuh permisif, dengan orang tua sangat terlibat dengan anak, namun tidak terlalu menuntut atau mengontrol (Utami dan Ali, 2018).

Pada etnis Arab, pola asuh yang mayoritas diterapkan oleh orang tua adalah pola asuh otoriter  (Albar dan Fitri, 2021). Bentuk pola asuh otoriter memiliki ciri-ciri berupa orang tua bertindak tegas, suka menghukum, kurang memberikan kasih sayang, kurang simpatik, memaksa anak untuk patuh terhadap peraturan, dan cenderung mengekang keinginan anak. Selain itu pola asuh otoriter penerimaan (responsiveness) rendah dan tuntutan (demandingness) orang tua tinggi. Kecendurungan pola asuh otoriter menyebabkan anak kurang insiatif, menjadi tidak disiplin, cenderung ragu, dan mudah gugup. Anak laki-laki dengan pola asuh otoriter memiliki kemungkinan untuk berperilaku agresif (Taib dkk, 2020).

Faktor Pola Asuh Orang Tua Etnis Arab Terhadap Perilaku Anak Remaja

Pola asuh orang tua akan mempengaruhi perkembangan mental dari anaknya. Perkembangan mental adalah bertambahnya kemampuan merasakan, memikirkan dan melakukan beberapa situasi kehidupan dan meningkatnya kemampuan untuk memandang diri sendiri dan orang lain. Semakin remaja  akan mulai mengenali nilai yang dapat dibilang baik dan nilai apa yang buruk (Haryanti dkk, 2018).

Perkembangan mental pada masa remaja akan menentukan bagaimana sikap, nilai, dan perilaku yang akan dilakukan remaja tersebut di masa depan. Sehingga harus ditangani secara khusus karena pembentukan mental pada remaja harus diperhatikan pada masa kanak-kanak awal. Pada hal ini, keluarga memiliki kehadiran yang sangat penting karena dipandang sebagai sumber utama dalam proses sosialisasi. Keluarga akan menjadi pihak yang pertama kali memperkenalkan nilai, norma, dan aturan kepada anak remajanya dan mengarahkan mereka dalam berperilaku (Azzahra dkk, 2021).

Perkembangan mental anak disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang terjadi dalam diri anak yang melibatkan hormon dan genetika serta faktor eksternal yang meliputi lingkungan, asupan nutrisi, dan kasih sayang baik dari keluarga maupun orang disekitarnya. Melalui hal ini, dapat diketahui bahwa secara internal, perkembangan mental anak akan lekat dengan karakteristik anak tersebut.

Sedangkan secara eksternal, perkembangan mental anak secara tidak langsung terbentuk sebagaimana perlakuan lingkungan terhadap dirinya. Perkembangan mental seorang anak juga dapat dipengaruhi oleh keadaan fisik sesuai usia, pendidikan yang diterima baik formal maupun non formal atau pola asuh di rumah dan keadaan lingkungan sosial budayanya (Azzahra dkk, 2021).

Dampak POola Asuh Orang Tua Etnis Arab Terhadap Perilaku Anak Remaja

Pola asuh otoriter terhadap gaya pengasuhan yang diberikan oleh orang tua cenderung keras. Anak ditekankan pada kedisiplinan yang tinggi dan aturan-aturan yang harus dipatuhi dan membuat anak sulit untuk menghindari hal tersebut. Orang tua menuntut anak untuk patuh dan menerapkan hukuman ketika anak melanggar peraturan yang telah dibuat. Anak juga akan dikontrol secara ketat dan kurang diberi kesempatan untuk bisa berdiskusi, sehingga anak cenderung berkembang menjadi anak yang kaku, sulit beradaptasi, tidak percaya diri, dan bisa mengarah pada perilaku-perilaku agresif (Fikriyyah dkk, 2022).

Dampak pengasuhan orang tua otoriter tidak tidak memberikan dampak terhadap kepuasan hidup siswa. Pola asuh yang keras meningkatkan disregulasi emosional anak. Gaya asuh otoriter ibu juga berhubungan negatif dengan introjeksi regulasi dan regulasi eksternal.  Gaya pengasuhan otoriter orang tua dapat memperburuk kesehatan mental anak di kemudian hari, seperti gejala masalah, risiko mereka untuk diri mereka sendiri dan orang lain, fungsi hidup, dan kesejahteraan psikologis (Indrawati dan Mutnainah, 2022).

Hal ini ditunjukkan oleh anak remaja etnis Arab sering kali merasa dilarang oleh orang tua dalam banyak hal, beberapa di antaranya seperti larangan untuk keluar di malam hari dan juga larangan keluar bersama lawan jenis. Kedua remaja tersebut juga merasa tidak diberikan kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiri. Mereka juga akan dihukum jika apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan keinginan orang tua (Albar dan Fitri, 2021).

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa orang tua etnis Arab seringkali membatasi anaknya dalam berperilaku. Batasan-batasan tersebut secara tidak langsung membuat remaja takut untuk melakukan sesuatu hingga sebelum melakukan sesuatu karena anak remaja etnis Arab akan bertanya terlebih dahulu kepada orang tua mereka. Sehingga diperoleh orang tua yang cenderung mengasuh anaknya dengan cara menuntut dan mengekang akan memberikan dampak negatif pada anak tersebut khususnya anak yang sedang beranjak remaja (Albar dan Fitri, 2021).

Solusi dalam Membentuk Perilaku Anak Remaja

Orang tua dalam keluarga berperan sebagai pendidik pertama dan dalam tumbuh kembang seorang anak. Orang tua melakukan peran tersebut dengan pola tindakan atau pola asuh yang positif dan efektif. Keluarga sebagai basis pembentukan kepribadian seorang anak memiliki fungsi dan peran yang sangat menentukan kehidupan seorang anak dan keberlangsungan hidup suatu keluarga (Rahmat, 2018).

Terdapat beberapa peran yang harus dijalan di dalam keluarga agar dapat membentuk pola asuh yang baik serta membentuk perilaku yang baik untuk remaja. Adapun peran utama keluarga yaitu memperkenalkan dan mengajarkan kepercayaan akan adanya Tuhan, penanaman nilai-nilai sosial budaya yang ada di tengah masyarakat, menumbuhkan dan menyemai rasa cinta dan kasih sayang di antara semua anggotanya, yang aman, nyaman dan menenteramkan semua anggotanya, karena adanya suasana saling melindungi. Selain itu adanya kecukupan dari segi ekonomi, adanya rasa untuk bersosialisasi satu dengan yang lainnya, berkomunikasi dan berinteraksi secara sehat dan produktif dan satu-satunya sarana yang sah dan halal untuk mengembangkan keturunan (Rahmat, 2018).

Orang tua yang hebat harus terlibat dalam mendidik anak dengan mengimplementasikan pola asuh yang arif, positif, efektif, konstruktif dan transformatif. Orang tua harus mendidik anak bukan dengan paksaan, tetapi dibujuk, diberi kebebasan tetapi tetap dengan suatu kontrol supaya pertumbuhan dan perkembangan anak tetap terkendali dengan baik (Rahmat, 2018).

Pola asuh yang efektif di saat ini adalah pola asuh autoritatif dan demokratis. Kedua pola asuh ini berupaya menguatkan anak agar bersikap kritis terhadap pengaruh-pengaruh positif dan negatif di era digital ini. Selain itu, orang tua harus mampu memahami ragam aplikasi yang mendidik dan memandu anak supaya anak menggunakannya untuk tujuan yang baik dan positif. Orang tua harus mengawasi atau menuntun anak dalam menggunakan media informasi tersebut supaya tidak menyimpang dari nilai-nilai pendidikan yang sebenarnya (Rahmat, 2018).

Pola asuh autoritatif adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Menunjukkan dukungan dan kesenangan kepada anak. Anak-anak merasa aman ketika mengetahui bahwa mereka dicintai dan dibimbing secara hangat. Orang tua mengajarkan disiplin kepada anak agar anak dapat mengeksplorasi lingkungan dan memperoleh kemampuan interpersonal. Anak yang memiliki orang tua yang otoritatif bersifat ceria, bisa mengendalikan diri, berorientasi pada prestasi, mempertahankan hubungan dengan teman sebaya, bekerja sama dengan orang dewasa, dapat mengatasi stres dengan baik (Utami dan Ali, 2018).

Pola asuh autoritatif ini dapat membantu remaja untuk mandiri karena orang tua tidak hanya memberikan tuntutan namun juga kehangatan dan kasih sayang kepada remaja. Pola asuh otoritatif dapat membantu anak untuk mampu mengembangkan kontrol terhadap perilakunya sendiri dan mendorong anak untuk mampu berdiri sendiri, bertanggung jawab, dan yakin terhadap diri sendiri (Albar dan Fitri, 2021).

Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran yang telah dilakukan mengenai keterlibatan orang tua keturunan Arab dalam membentuk perilaku anak remaja melalui pola asuhnya diperoleh kesimpulan bahwa orang tua dengan etnis Arab dominan menggunakan pola asuh otoriter dengan memberikan banyak batasan-batasan kepada anaknya, sehingga seorang anak tidak dapat melakukan kemauannya sendiri dan membuat remaja takut untuk melakukan suatu hal. Padahal perkembangan mental anak anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan oleh di lingkungan keluarga, khususnya orang tua.

Pola asuh otoriter menyebabkan anak menjadi kurang insiatif, tidak disiplin, cenderung ragu, dan mudah gugup. Selain itu, anak cenderung berkembang menjadi anak yang kaku, sulit beradaptasi, tidak percaya diri, dan bisa mengarah pada perilaku-perilaku agresif. Berubahan pola asuh diperlukan supaya dapat mengontrol pertumbuhan dan perkembangan anak dengan baik. Pola asuh autoritatif menjadi solusinya yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Melalui pola asuh autoritatif dapat mendorong anak untuk mampu berdiri sendiri, bertanggung jawab, dan yakin terhadap diri sendiri.

Oleh: Kamalia, Mahasiswa  Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Malang

Daftar Pustaka

Aditya, A. N., Ganis, I dan Aminatul, F. 2023. Hubungan Peran Orang Tua terhadao Perkembangan Mental-Emosional Anak Usia Preschool. Jurnal Keperawatan Profesional. 11(1): 1-19.

Albar, S dan Fitri, A. 2021. Pengaruh Tipe-Tipe Pola Asuh Orang Tua terhadap Kemandirian pada Remaja Etnis Arab. Jurnal Riset Psikologi dan Kesehatan Mental. 1(1): 920-929.

Ayun, Q. 2018. Pola Asuh Orang Tua dan Metode Pengasuhan dalam Membentuk Kepribadian Anak. Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal. 5(1): 102-121.

Azzahra, A. A., Hanifiyatus, S., Nadira, P. K dan Meilanny, B. S. 2021. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkemangan Mental Remaja. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Kepada Masyarakat (JPPM). 2(1): 451-472.

Fikriyyah, H. F., Nunung, R. N dan Meilanny, B. S. 2022. Dampak Pola Asuh Otoriter terhadap Perkembangan Psikososial Anak Usia Prasekolah. Jurnal Pendidikan dan Pengadian kepada Masyarakat (JPPM): 11-17.

Hariyanti, N. I. 2018. Pola Asuh Otoriter Orang Tua, Kecerdasan Emosi dan Kemandirian anak SD. Jurnal Psikologi Indonesia. 3(1): 1-8.

Indrawati dan Muthmainah. 2022. Dampak Gaya Pengasuhan Budaya Barat dan Timur terhadap Perkembangan Anak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 6(4): 3147-3159.

Rahmat, S. T. 2018. Pola Asuh yang Efektif untuk Mendidik anak di Era Digital. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio.10(2): 137-273.

Taib, B., Dewi, M. U dan Yuliyanti, B. 2020. Analisis Pola Asuh Otoriter Orang Tua terhadap Perkembangan Moral Anak. Jurnal Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. 3(1): 128-137.

Utami, A. C. N dan Santoso, T. R. 2021. Pola Asuh Orang Tua dan Kenakalan Remaja. Jurnal Pekerjaan Sosial.4(1): 1-15.

Utami, P dan Ali, M. 2018. Model Pengasuhan Anak Terkait Penggunaan Internet di Asia. Prosiding Nasional Psikologi. 2(1): 1-9.

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!

Related posts

Leave a Comment